PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR
Nama : Rachma Sisca
Wardani
Kelas : 3PA11
NPM : 18514676
PERENCANAAN KARIR
A.
Pengertian Perencanaan Karir (Career
Planning)
Perencanaan Karir (career
planning) terdiri atas dua suku kata, yaitu perencanaan dan karir.
perencanaan didefinisikan sebagai proses penentuan rencana atau
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. sedangkan
karir adalah semua pekerjaan yang dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang
memberikan kelangsungan, keteraturan dan nilai bagi kehidupan seseorang.
Menurut
Cuningham Perencanaan adalah menyeleksi dan menggabungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi
dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan
perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam
penyelesaian.
Jadi perencanaan karir (career planning) adalah suatu
proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah
untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya yang bertujuan untuk menyesuaikan tujuan
karier dan kemampuan individu dengan kesempatan untuk mengisinya secara
sistematis .
v Langkah-langkah perencanaan karir
Proses atau langkah-langkah yang akan ditempuh
untuk menyusun rencana karier terdiri atas hal-hal berikut ini :
1.
Menilai Diri Sendiri
Hal utama dalam memulai perencanaan
karir adalah bertanya atau memahami diri sendiri. Mengenali peluang-peluang,
kesempatan-kesempatan, kendala-kendala, pilihan-pilihan,
konsekuensi-konsekuensi, keterampilan, bakat dan nilai berhubungan pada
kesempatan karir.
2.
Menetapkan Tujuan Karir
Setelah orang dapat menilai
kekuatan, kelemahan, dan setelah mendapat pengetahuan tentang arah dari
kesempatan kerja, maka tujuan karir dapat diidentifikasi dan kemudian dibentuk.
3.
Menyiapkan Rencana-Rencana
Rencana tersebut mungkin dibuat dari
berbagai macam desain kegiatan untuk mencapai tujuan karir.
4.
Melaksanakan Rencana- Rencana
Untuk mengimplementasika satu
rencana kebanyakan diperlukan iklim organisasi yang mendukung. Artinya bahwa
manajemen tingkat atas harus mengajak semua tingkatan dari manajemen untuk
membantu bawahan mereka dalam meningkatkan karir mereka.
v Elemen Utama Perencanaan Karir (Career Planning)
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2
(dua) elemen utama yaitu :
1.
Perencanaan Karir Individual (Individual
Career Planning)
Perencanaan karir individual terfokus pada individu yang
meliputi latihan diagnostic, dan prosedur untuk membantu individu tersebut
menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan kemampuannya. Perencanaan karir
individual meliputi :
·
Penilaian diri untuk menentukan
kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan, ataupunjangka
karirnya (career anchor)
·
Penilaian pasar tenaga kerja untuk
menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di dalam maupun di luar
organisasi
·
Penyusunan tujuan karir berdasarkan
evaluasi diri
·
Pencocokan kesempatan terhadap
kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi karir
·
Perencanaan transisi karir.
2.
Perencanaan Karir Organisasional
(Organizational Career Planning)
Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM
dan sejumlah aktivitas karir dengan lebih menitikberatkan pada jenjang atau
jalur karir (career path). Tujuan
program perencanaan karir organisasional adalah :
·
Pengembangan yang lebih efektif
tenaga berbakat yang tersedia.
·
Kesempatan penilaian diri bagi
karyawan untuk memikirikan jalur-jalur karir tradisional atau jalur karir yang
baru.
·
Pengembangan sumber daya
manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi dan/atau lokasi
geografis
·
Kepuasan kebutuhan pengembangan
pribadi karyawan
·
Peningkatan kinerja melalui
pengalaman on the job training yang diberikan oleh perpindahan
karir vertical dan horizontal
·
Meningkatkan loyalitas dan motivasi
karyawan yang dapat menyebabkan berkurangnya perputaran karyawan
·
Suatu metode penentuan kebutuhan
pelatihan dan pengembangan.
v Tahapan Perjalanan Karir
Secara umum, tahapan perjalanan karir seseorang dapat
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) tahapan yang didasarkan pada usia, yaitu :
1.
Pertumbuhan (<15 tahun)
2.
Penjajakan (15-24 tahun)
3.
Pemantapan (25-44 tahun)
4.
Kemeliharaan (45-65 tahun)
5.
Kemunduran (>66 tahun)
v Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karir
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencaan karir, di
mana seseorang akan mengakui dan mau mempertimbangkan faktor-faktor tersebut
saat mereka merencanakan karir, yaitu sebagai berikut:
1.
Tahap Kehidupan Karir
Seseorang akan berubah secara terus menerus dan kemudian
memandang perbedaankarier mereka pada berbagai tingkatan dalam hidupnya.
Ø Karir Awal
Merupakan tahap pembentukan yang berupa penekanan pada perhatian
untukmemperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan di tahun-tahun awal
pekerjaan.
Ø Karir Pertengahan
Tahap ini biasanya meliputi pengalaman-pengalaman baru, seperti
penugasan khusus,transfer dan promosi yang lebih tinggi, tawaran dari
organisasi lain, kesempatan untukke jenjang organisasi yang lebih tinggi dan
pembentukan nilai seseorang bagiorganisasi.
Ø Karir Akhir
Pemberian pelatihan kepada penerus (karyawan baru), pengurangan
beban kerja,atau pendelegasian tugas-tugas utama periode karier akhir agar
tetap produktif danpersiapan diri untuk pensiun.
2.
Dasar Karir
Setiap orang dapat memiliki aspirasi, latar belakang dan
pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain. Ada lima perbedaan
motif dasar karir yang menjelaskan jalan bagi orang-orang untuk memilih dan
mempersiapkan karirnya, di mana mereka menyebutnya sebagai jangkar karir
(career anchors) yaitu antara lain:
a)
Kemampuan manajerial
Tujuan karir bagi manajer adalah
untuk meningkatkan kualitas dari diri sendiri, analitis dan kemampuan
emosional.
b)
Kemampuan fungsional-teknik
Digunakan para teknisi yang akan
melanjutkan pengembangan dari bakat teknisnya. Orang-orang tersebut tidak
mencari kedudukan dalam manajerial.
c)
Keamanan
Digunakan untuk kesadaran keamanan
individu untuk memantapkan kesadaran karir mereka.
d)
Kreativitas
Seseorang yang kreatif memiliki
sedikit sikap seperti pengusaha. Mereka ingin menciptakan atau membangun
sesuatu yang benar-benar milik mereka.
e)
Otonomi dan kebebasan
Dasar karir ini digunakan untuk
orang yang memiliki hasrat kebebasan agar bebas dari aturan-aturan organisasi.
Mereka menilai otonomi dan ingin menjadi bos dari mereka sendiri dan bekerja
pada langkah mereka sendiri.
v Unsur-unsur Program Perencanaan Karir
Ada empat unsur
program perencanaan karir yang jelas. unsur-unsur yang dimaksud adalah :
1)
Penilaian individu tentang
kemampuan, minat, kebutuhan karir dan tujuan;
2)
Penilaian organisasi tentang
kemampuan dan kesanggupan pegawai;
3)
Komunikasi informasi mengenai
kebebasan memilih dan kesempatan karir pada organisasi
4)
Penyuluhan karir untuk menentukan
tujuan-tujuan realistik dan rencana untuk pencapaiannya.
MANAJEMEN KARIR
B.
Pengertian Manajemen karir.
Manajeman karir
adalah urutan sikap dan perilaku seseorang, dan merupakan proses berkelanjutan
dari aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dalam rentang kehidupan orang
tersebut.
Manajemen karir
adalah proses dimana organisasi mencoba untuk menyesuaikan minat karir
individual dan kemampuan organisasi untuk merekrut karyawan (Gutteridge, 1976).
Sedangkan menurut Greenhouse (1987), manajemen karir adalah proses dimana
individu mengumpulkan informasi mengenai nilai, minat, kelebihan dan
kekurangan skill (career exploration), mengidentifikasikan tujuan karir,
dan penggunaan strategi karir tersebut akan tercapai.
PENGEMBANGAN KARIR
C.
PENGERTIAN PENGEMBANGAN KARIR
Pengembangan
karier merupakan implementasi dari perencanaan karier.Untuk itu pengembangan
karier dapat didefinisikan sebagai semua usaha pribadikaryawan yang ditujukan
untuk melaksanakan rencana kariernya melalui pendidikan,pelatihan, pencarian
dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja.
Titik awal
pengembangan karier dimulai dari diri karyawan sendiri, di manasetiap orang
bertanggungjawab atas pengembangan atau kemajuan kariernya.Setelah komitmen
dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan karier dapat dilakukan.Untuk
mengarahkan pengembangan karier agar menguntungkan karyawan danorganisasi,
departemen SDM mekakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan.
Ø MANFAAT PENGEMBANGAN KARIR
Pada dasarnya pengembangan karier dapat bermanfaat
bagi organisasimaupun karyawan.
v Bagi organisasi, pengembangan
karier dapat
1.
Menjamin ketersediaan bakat yang diperlukan
2.
Meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan karyawan-karyawan
yang berkualitas
3.
Mengatur promosi dan pemindahan karyawan
4.
Mengurangi frustrasi karyawan
5.
Menjamin agar kelompok-kelompok
minoritas dan wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk
meningkatkan karier
6.
Mendorong adanya keanekaragaman budaya dalam sebuah organisasi
7.
Meningkatkan nama baik organisasi.
v Bagi karyawan
pengembangan karier identik dengan keberhasilan, karena pengembangan
karier bermanfaat untuk dapat
1.
Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya
2.
Menambah tantangan dalam bekerja
3.
Meningkatkan otonomi
4.
Meningkatkan tanggung jawab.
Ø Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Karir
Kesuksesan proses pengembangan karir tidak hanya penting bagi
organisasi secara keseluruhan. Dalam hal ini, beberapa hal atau faktor yang
sering kali amat berpengaruh terhadap manajemen karir adalah :
·
Hubungan Pegawai dan Organisasi
Dalam situasi ideal, pegawai organisasi berada dalam hubungan
yang saling menguntungkan. Dalam keadaan ideal ini, baik pegawai maupun
organisasi dapat mencapai produktifitas kerja yang tinggi.
·
Personalia Pegawai
Kadangkala, menajemen karir pegawai terganggu karena adanya
pegawai yang mempunyai personalitas yang menyimpang (terlalu emosional, apatis,
terlalu ambisius, curang, terlalu bebal, dan lain-lain). Pegawai yang apatis,
misalnya, akan sulit dibina karirnya sebab dirinya sendiri ternyata tidak
perduli dengan karirnya sendiri. Begitu pula dengan pegawai yang cenderung
terlalu ambisius dan curang. Pegawai ini mungkin akan memaksakan kehendaknya
untuk mencapai tujuan karir yang terdapat dalam manajemen karir. Keadaan ini
menjadi lebih runyam dan tidak dapat dikontrol bila pegawai bersangkutan merasa
kuat karena alasan tertentu (punya koneksi dengan bos,
mempunyai backing dari orang-orang tertentu, dan sebagainya).
·
Faktor Eksternal
Semua aturan dalam manajemen karir di suatu organisasi menjadi
kacau lantaran ada intervensi dari pihak luar. Seorang pegawai yang mempromosikan
ke jabatan lebih tinggi.
·
Politicking Dalam Organisasi
Manajemen karir pegawai akan tersendat dan bahkan mati bila
faktor lain seperti intrik-intrik, kasak-kasak, hubungan antar teman,
nepotisme, feodalisme, dan sebagainya, lebih dominan mempengaruhi karir
seseorang dari pada prestasi kerjanya. Dengan kata lain, bila kadar
“politicking” dalam organisasi sudah demikian parah, maka manajemen karir
hampir dipastikan akan mati dengan sendirinya. Perencanaan karir akan menjadi
sekedar basa-basi. Dan organisasi akan dipimpin oleh orang-orang yang pintar
dalam politicking tetapi rendah mutu profesionalitasnya.
·
Sistem Penghargaan
Sistem manajemen (reward system) sangat mempengaruhi banyak hal,
termasuk manajemen karir pegawai. Organisasi yang tidak mempunyai sistem
penghargaan yang jelas (selain gaji dan insentif) akan cenderung memperlakukan
pegawainya secara subyektif. Pegawai yang berprestasi baik dianggap sama dengan
pegawai malas. Saat ini, mulai banyak organisasi yang membuat sistem
penghargaan yang baik (misalnya dengan menggunakan sistem “kredit poin”) dengan
harapan setiap prestasi yang ditunjukkan pegawai dapat diberi “kredit poin”
dalam jumlah tertentu.
·
Jumlah Pegawai
Menurut pengalaman dan logika akal sehat, semakin banyak pegawai
maka semakin ketat persaingan untuk menduduki suatu jabatan, dan semakin kecil
kesempatan (kemungkinan) bagi seorang pegawai untuk meraih tujuan karir
tertentu. Jumlah pegawai yang dimiliki sebuah organisasi sangat mempengaruhi
manajemen karir yang ada. Jika jumlah pegawai sedikit, maka manajemen karir
akan sederhana dan mudah dikelola. Jika jumlah pegawai banyak, maka manajemen
karir menjadi rumit dan tidak mudah dikelola.
·
Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan jumlah
jabatan yang ada dalam organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis pekerjaan,
dan jumlah personel pegawai yang diperlukan untuk mengisi berbagai jabatan dan
pekerjaan tersebut. biasanya, semakin besar organisasi, semakin kompleks urusan
manajemen karir pegawai. Namun, kesempatan untuk promosi dan rotasi pegawai
juga lebih banyak.
·
Kultur Organisasi
Seperti sebuah sistem masyarakat, organisasi pun mempunyai
kultur dan kebiasaan-kebiasaan. Ada organisasi yang cenderung berkultur
professional, obyektif, raasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang
cenderung feodalistik, rasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang
cenderung menghargai prestasi kerja (sistem merit). Ada pula organisasi yang
lebih menghargai senioritas dari pada hal-hal lain. Karena itu, meskipun
organisasi sudah memiliki sistem manajemen karir yang baik dan mapan secara
tertulis, tetapi pelaksanaannya masih sangat tergantung pada kultur organisasi
yang ada.
·
Tipe Manajemen
Secara teoritis-normatif, semua manajemen sama saja di dunia
ini. Tetapi dalam impelemntasinya, manajemen di suatu organisasi mungkin amat
berlainan dari manajemen di organisasi lain. Ada manajemen yang cemderung kaku,
otoriter, tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga manajemen yang
cenderung fleksibel, partisipatif, terbuka, dan demokratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar