Senin, 28 November 2016

psikologi manajemen pengembangan SDM

Nama        : Rachma Sisca W
NPM         : 18514676
Kelas        : 3PA11

Psikologi Manajemen (MSDM)
Pengembangan SDM
A.  Pengembangan SDM

a)    Definisi pengembangan SDM

Pengertian pengembangan sumber daya manusia menurut Singodimedjo (2000), pengembangan sumber daya manusia adalah proses persiapan individu-individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan mengarah pada kesempatan-kesempatan belajar yang didesain guna membantu pengembangan para pekerja.
Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, pengembangan dipandang sebagai peningkatan SDM melalui program-program pelatihan dan pendidikan. Apa yang dapat dijelaksan dari pengembangan sumber daya manusia adalah tentang developmental pratice dan membutuhkan kolaborasi-kolaborasi dengan program-program manajemen sumber daya manusia untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pelatihan yang membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan.

v Pengembangan SDM: Job Design Job Description

Pendekatan psikologi pada job design ditandai dengan asumsi bahwa efektivitas dan efisiensi yang berkorelasi dengan kepuasan. Banyak psikolog percaya bahwa kepuasan adalah kunci seseorang untuk mencapai aktualisasi diri (Maslow, 1943) dan ini penting untuk motivasi kerja.





v Teknik pengembangan SDM

1.     Job Enlargement

Definisi Job Enlargement
Dessler (2005) di dalam Raza dan Nawaz (2011) mendefinisikan job enlargement sebagai penugasan pekerja dengan tambahan kegiatan di tingkat yang sama sehingga meningkatkan jumlah kegiatan yang mereka lakukan, namun para pekerja pada awalnya akan menerima hal ini dengan sikap yang positif namun dengan adanya penambahan beban kerja dan tidak disertai dengan sebuah “reward” akan mengakibatkan karyawan hanya merasakan mendapatkan tanggung jawab lebih dan akan berpikir/hanya mendapatkan sebuah beban kerja yang melelahkan. Ada yang berpendapat bahwa job enlargement berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang paling rendah berdasarkan teori Maslow namun job enlargement itu sendiri akan menimbulkan kepuasan kerja.
Menurut Campion et. al. (2005) merancang ulang pekerjaan termasuk salah satunya adalah menciptakan pekerjaan baru atau memodifikasi pekerjaan yang ada, atau memperkirakan tingkat akurasi kesulitan, merupakan tindakan yang bermanfaat untuk meningkatkan kepuasan. Selain itu, para karyawan mau menerima pekerjaan barunya sesuai dengan harapan manajemen adalah merupakan sebuah keharusan dan hal tersebut jarang sekali/sangat sulit untuk diukur.
v Manfaat Job Enlargement

1.     Reduced Monotony
Bagaimanapun juga pada awalnya sebuah pekerjaan merupakan sebuah hal yang menarik, namun cepat atau lambat pegawai akan merasakan kebosanan dan sebuah rutinitas yang membosankan. Job enlargement apabila direncanakan dengan baik dapat membantu mengurangi hal tersebut dan akan membuat seorang pegawai lebih merasakan kepuasan kerja dan merasakan bahwa “kebutuhannya” terpenuhi.


2.    Increased Work Flexibility
Adanya penambahan jumlah pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seorang pegawai dengan ruang lingkup yang lebih luas dan berbeda dari berbagai aspek.

3.    No Skills Training Required:
semenjak seorang pegawai telah melakukan dan melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan, maka tidak lagi dibutuhkan adanya pelatihan khusus untuknya. Namun manajemen sumber daya manusia dan waktu dituntut lebih baik lagi, sehingga akan mendorong motivasi yang lebih besar lagi dari para pegawai.

v Dimensi Job Enlargement

1.     perancangan pekerjaan dimana terdapat peningkatan jumlah tugas yang berhubungan dengan pekerjaan yang ada,
2.     peningkatan atau penambahan ruang lingkup sebuah pekerjaan
3.    peningkatan tanggung jawab dalam hal kuantitas
4.     peningkatan dalam hal kualitas di tingkat/level yang sama (Katz and Coleman, 2001).
5.    seorang pegawai/karyawan yang lebih terdidik/terlatih, lebih baik taraf hidupnya dan lebih independen, akan mulai berusaha lebih terlibat dengan organisasi melalui quality of work life (QWL).

2.   Job Enrichment

Definisi Job Enrichment

Job Enrichment merupakan upaya untuk memotivasi karyawan dengan memberi mereka kesempatan untuk menggunakan berbagai kemampuan mereka. Ini adalah ide yang dikembangkan oleh psikolog Amerika. Job enrichment adalah memberikan tugas dan tanggung jawab lebih besar pada karyawan dan menambah pekerjaan dalam hal kualitas, atau kompleksitasnya. Misalnya, seorang teknisi yang biasanya menangani mesin, kemudian ditugaskan untuk menangani mesin baru yang lebih kompleks.

Job enrichment adalah teknik yang secara perilaku berusaha membangun motivator psikologis sebagaimana digambarkan dalam two-factor theory Herxberg.

Khususnya program pengayaan pekerjaan berusaha untuk memberikan pekerja otoritas lebih dalam perencanaan kerja dan mengontrol kecapatan dan prosedur yang digunakan dalam melakukan pekerjaan. Contoh yang dilakukan adalah menggunakan test group dan control group. Test group diberikan kepercayaan menandatangani dengan menggunakan namanya kepada surat-surat yang mereka siapkan, mendorong mereka menjadi tenaga ahli dalam masalah-masalah yang mereka hadapi, menjadikan mereka akuntabel terhadap kualitas pekerjaan mereka. Setelah enam bulan, kualitas test group, sikap, produktivitas naik, keterlambatan, absent, dan biaya kerja menurun. Di lain pihak, kinerja kontrol group tetap sama. Tetapi, job enrichment bukan tanpa resiko, mereka yang melakukannya tanpa determinasi yang kuat untuk melakuakn dengan benar akan gagal. Untuk itu diperlukan juga untuk mempertimbangkan dimensi-dimensi pekerjaan inti.

v Dimensi dalam job enrichment

dimensi inti dari sebuah pekerjaan yang mempengaruhi job enrichment biasanya memberikan kontribusi kepada orang-orang yang menikmati pekerjaan menurut Greenberg dan Baron:
1.     Skill Variety
Meningkatkan jumlah individu keterampilan yang digunakan ketika melakukan pekerjaan.
2.    Task Identity
Mengaktifkan orang untuk melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir.
3.    Task Significance
Memberikan pekerjaan yang memiliki dampak langsung terhadap organisasi atau para stakeholder.
4.      Autonomy
Meningkatkan tingkat pengambilan keputusan, dan kebebasan untuk memilih bagaimana dan ketika pekerjaan selesai.
5.     Feedback
Meningkatkan jumlah pengakuan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, dan mengkomunikasikan hasil karya orang.

v Kekurangan dan Kelebihan Job Enrichment
Job enrichment sangat berguna baik bagi para pekerja maupun bagi organisasi. Dan beberapa keuntungan job enrichment tersebut antara lain:
a.    Para pekerja mendapat penghargaan, pengakuan  aktualisasi diri.
b.    Para pekerja merasa bahwa ia merupakan bagian / milik dari organisasi.
c.    Para pekerja menemukan pekerjaan yang berarti.
d.    Job enrichment menurunkan jumlah ketidak hadiran, pergantian kerja dan keluhan – keluhan..
e.    Memotivasi para pekerja unuk memberikan kinerja terbaiknya.

Kelemahan atau kekurangan atau batasan job enrichment antara lain:
a.       Dalam banyak kasus, job enrichment tidak memberikan hasil yang diharapkan.
b.      Membuat banyak perubahan dalam pekerjaan. Banyak pekerja yang menentang.
c.       Memiliki kegunaan yang terbatas bagi para manajer dan profesional / para ahli yang sangat terampil. hal ini di karenakan pekerjaan mereka memang telah menantang.
d.      Persetujuan dari para pekerja tidak di ambil sebelum melaksanakan job enrichment.
e.       Para manajer memaksa para pekerja untuk menerima job enrichment, dan hal ini sangatlah tidak baik.
3.    Sosiotechnical Job Design
Adalah pandangan sistem yang menekankan perlunya hubungan seimbang antara manusia dan komponen teknologi dari organisasi.

v Jenis-jenis Training

Ø  Skill Training
Skill training atau yang dikenal juga dengan pelatihan keahlian adalah jenis training yang diadakan dengan tujuan agar peserta mampu menguasai sebuah skill atau keterampilan baru yang berhubungan dengan pekerjaannya. Keahlian yang diajarkan dalam training biasanya akan diberikan kepada karyawan yang dianggap belum menguasai atau masih kurang nilainya dalam sebuah keahlian tertentu. Contoh skill training misalnya adalah training manajemen atau training leadership.

Ø  Retraining
Retraining atau pelatihan ulang adalah Training SDM yang diberikan kepada karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja yang semakin berskembang. Teknologi, ilmu pengetahuan, dan dunia yang semakin berkembang memaksa semua orang untuk terus maju dan menyesuaikan diri tidak terkecuali karyawan perusahaan. Mereka harus selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman dan inovasi terbaru sehingga mereka memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan karyawan dari perusahaan – perusahaan lain. Salah satu contoh dari retraining adalah training penggunaan komputer hingga internet bagi karyawan yang selama ini hanya menggunakan mesin ketik untuk membuat dokumen – dokumen perusahaan.

Ø  Cross Functional Training
Cross functional training merupakan training yang dilakukan dengan meminta karyawan untuk melakukan aktivitas pekerjaan tertentu diluar bidang pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Cross training sangat bermanfaat bagi semua karyawan sehingga mereka mampu memahami cara kerja organisasi perusahaan secara lebih luas tidak hanya berkutat pada tugas kerjanya saja. Salah satu contoh cross functional training adalah meminta staff bagian keuangan untuk membantu tugas staff HRD dalam menyeleksi karyawan baru.

Ø  Creativity Training
Training kreatifitas merupakan sebuah Training SDM yang bertolak belakang dari anggapan bahwa kreatifitas sebenarnya bukan bakat melainkan sebuah skill yang bisa dipelajari. Dalam perusahaan sendiri, ada berbagai posisi dan jabatan yang membutuhkan kreatifitas tinggi diantaranya adalah marketing, manajer, promosi, supervisor, dan lain sebagainya. Mereka dituntut untuk bisa kreatif dalam memimpin anak buahnya serta bisa kreatif menelurkan ide – ide baru yang segar dan inovatif untuk kepentingan perusahaan. Training kreatifitas harus ditunjang dengan kebebasan berpendapat dan mengeluarkan gagasan selama gagasan dan pendapat tersebut rasional, penuh perhitungan, dan sudah dikalkulasi untung ruginya bagi perusahaan.

Ø  Team Training
Dalam sebuah perusahaan karyawan tidak hanya dituntut untuk bekerja sendiri namun juga bekerja secara tim dalam sebuah divisi, bagian, dan bahkan dituntut untuk bisa bekerja dalam keseluruhan tim organisasi perusahaan. Training SDM yang satu ini ditujukan bagi sekelompok karyawan agar mereka bisa terbiasa bekerja dalam tim, mampu menempatkan diri dalam sebuah tim, dan mampu bekerja sama dengan anggota tim yang lain sehingga pekerjaan dan tujuan bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif.




ikma11.weebly.com/uploads/1/2/0/7/12071055/kelompok_1.docx

http://infopelatihanmanajemen.com/2014/06/lima-jenis-training-sdm-untuk-karyawan-perusahaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

# SIP CBIS dan DATA

A.   CBIS dan DATA 1.    DEFISINI CBIS ( COMPUTER BASED INFORMATION SYSTEM ) Ø   Definisi CBIS menurut para ahli adalah sebagai ber...