Nama : Rachma Sisca .W
NPM : 18514676
Kelas : 3PA11
PSIKOTERAPI
Ø
DEFINISI PSIKOTERAPI
Sejarah perkembangan psikoterapi
ketika memasuki priode awal tahun 60-an, ditandai oleh berkembangnya psikologi
klinis dan psikologi konseling, sebagai salah satu reaksi dari
perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, setelah perang dunia kedua.
Psikoterapi adalah terapi atau
pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologi, dilakukan oleh seseorang yang
terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara profesional dengan
seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat
gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit.
Psikoterapi berasal dari dua kata,
yaitu “psyche” yang berarti “jiwa” dan “therapy” yang berarti “pengobatan”.
Jadi “psikoterapi” berarti “pengobatan jiwa” .Sampai saat ini psikoterapi
dianggap sebagai aspek murni psikiatri yang merupakan bagian integral dari
praktek psikatri dan relevant digunakan pada gangguan psikiatrik, Psikoterapi
digunakan untuk ,meningkatkan sikap fleksibilitas, kebebasan, kebahagian dalam
hidup mereka.
Ø
DEFINISI PSIKOTERAPI
MENURUT PARA AHLI
1. Corsini
Psikoterapi adalah
proses moral dari interaksi dari dua pihak. Setiap pihak biasanya terdiri dari
satu orang. Tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada
setiap pihak, dengan tujuan untuk keadaan yang tidak menyenangkan pada salah
satu bidang. Berikut, fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berfikir) fungsi
afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi
perilaku (ketidaktepatan perilaku), dengan terapi yang memiliki asal-usul
kepribadian, perkembangan mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa
metode erawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk
bertindak sebagai terapi.
2. Lewis R. Worberg M.D.
Dalam bukunya yang
berjudul The Technique Psychotherapy, mengatakan psikoterapi adalah perasaan
dengan menggunakan alatalat psikologi terhadap permasalahan yang berasal dari
kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan
profesional dengan pasien yang bertujuan ; menghilangkan, mengubah atau
menurunkan gejala-gejala yang ada. Memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku
yang rusak. Meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang
positif.
3. Warson dan Morse
Psikoterapi adalah
bentuk khusus dari interaksi antara dua orang pasien dan terapis pada mana
memiliki dari interaksi. Karena mencari bantuan psikologis dan terapi menyusun
interaksi dengan menggunakan dasar psikologis untuk membantu pasien
meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupanya dengan mengubah
pikiran, perasaan, dan tindakanya.
4. C. P. Chaplin
Dalam bukunya yang
diterjemahkan oleh Dr. Kartini Kartono mengatakan bahwa psikoterapi adalah
penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru ataupun
teman.8 Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka pengertian psikoterapi
adalah proses perawatan atau penyembuhan penyakit kejiwaan melalui teknik dan
metode psikologi.
Ø
TUJUAN PSIKOTERAPI Menurut
Lewis R. Wolberg (1977)
Psikoterapi adalah perawatan dengan
menggunakan alat-alat psikologik terhadap permasalahan yang berasal dari
kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan
profesional dengan pasien, yang bertujuan :
a) Menghilangkan, mengubah atau menurunkan
gejala-gejala yang ada.
b) memperantarai perbaikan pola tingkah laku yang
terganggu
c) meningkatkan pertumbuhan serta mengembangkan
kepribadian yang positif.
Ø
TUJUAN PSIKOTERAPI
MENURUT UMUM
a) Perawatan akut (intervensi klinis dan stabilisasi)
b) Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
c) Pemeliharaan ( pencegahan keadaan memburuk jangka
panjang)
d) Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus
menerus pada pasien)
Ø
KARAKTERISTIK UMUM
a) Karakteristik umum dari semua psikoterapi
b) Berdasarkan hubungan interpersonal
c) Menggunakan komunikasi verbal antara dua orang atau
lebih sebagai elemen penyembuhan
d) Keahlian khusus pada bagian dari terapis dalam
menggunakan komunikasi dan hubungan dalam cara penyembuhan
e) Berdasarkan struktur rasional atau konsep yang
digunakan untuk mengerti problem pasien
f) Penggunaan
prosedur dalam hubungan yang rasional
g) Hubungan terstruktur
h) Harapan perbaikan
Ø
ALIRAN DALAM PSIKOLOGI
BESERTA TEKNIK TERAPI
A. Psikoterapi Psikonalisa
Freud berpendapat
bahwa kehidupan manusia dikuasai oleh alam ketidaksadarannya. Berbagai kelainan
tingakah laku dapat disebabkan karena faktor-faktor yang terdapat dalam alam
ketidaksadaran (unconsciousness) ini. Karena itu untuk mempelajari jiwa
seseorang harus menganalisa jiwa orang tersebut hingga dapat melihat keadaan
dalam alam ketidaksadarannya yang terletak jauh di dalam jiwa orang tersebut,
tertutup oleh alam kesadaran (consciousness).
v
teknik-teknik
psikoanalisa antara lain:
1. Metode asosiasi bebas, menuntut pasien mengatakan
segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya. Metode asosiasi bebas tidak
berhenti pada asal-usul simptom-simptom, metode ini memungkinkan bahkan
menuntut supaya pasien berbicara tentang segala sesuatu dan apa saja yang
terjadi pada dirinya dengan leluasa dan tanpa perlu berusaha membuat uraian
yang logis, teratur dan penuh arti.
2. Metode analisis mimpi. Metode ini bukanlah suatu
metode yang terpisah dari metode asosiasi bebas; analisis itu merupakan
konsekuensi wajar dari instruksi kepada para pasien agar pasien berbicara
tentang segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya. Pasien-pasien awal Freud
secara spontan teringat akan mimpi-mimpi yang muncul dan selanjutnya melakukan
asosiasi bebas tentang mimpi-mimpi tersebut.
B. Psikoterapi
Gestalt
Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh
Frederick Perls adalah bentuk terapi eksistensial yang berpijak pada premis
bahwa individu-individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima
tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai kematangan. Karena bekerja
terutama di atas prinsip kesadaran
v
teknik- teknik terapi
Gestalt:
1. Permainan dialog Ahli
terapi Gestalt mencari pembagian apa saja yang dimanifestasikan dalam
kepribadian. Secara alamiah, apapun “pembagian” ditemukan, ialah merupakan
fungsi dari kerangka referensi ahli terapi dan kekuatan observasinya. Salah
satu pembagian utama yang dirumuskan ialah antara top-dog dan under-dog.
Top-dog adalah ekuivalen dengan super ego psikoanalitis. Spesilisasi top-dog
seharusnya pada umumya suka meraja dan mengutuk. Under-dog cenderung bertahan
secara pasif, memaafkan dan menemukan alasan untuk ditangguhkan.
2. Membuat lingkaran
Ahli
terapi bisa merasakan, bahwa tema tertentu atau perasaan yang diungkapkan oleh
pasien seharusnya dipaparkan berhadapan dengan setiap orang didalam kelompak.
Maka dibuatlah lingkaran. Permainan “lingkaran” bisa melibatkan menyentuh,
mengelus, mengobservasi, menakuti dan lain-lainnya.
3. Urusan yang
tak selesai Merupakan
analogi terapi dari tujuan tak lengkap, persepsi maupun kognitif psikologi
Gestalt. Kapan saja ada urusan tak selesai (perasaan yang tak terselesaikan),
maka pasien diminta untuk melengkapi.
4. Bermain proyeksi Banyak
persepsi tampaknya merupakan proyeksi. Misalnya, pasien berkata: “saya tak bisa
mempercayai kamu”. Bisa ditanyakan untuk memainkan peran orang yang tak dapat
dipercaya, guna menemukan konflik dari dalam dirinya.
5. Pembalikan
Teori
yang melandasi teknik perbalikan adalah teori bahwa klien terjun ke dalam
sesuatu yang ditakutinya, karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan, dan
menjalin hubungan dengan bagianbagian diri yang telah ditekan atau
diingkarinya. Oleh karena itu, teknik ini bisa membantu para klien untuk mulai
menerima atributatribut pribadinya yang telah dicoba diingkarinya.
6. Irama kontak dan penarikan kembali Terapi
Gestalt menekankan pada sifat yang berlawanan dari fungsi vital. Kapasitas atas
cinta dihalangi oleh ketidakmampuan menopang kemarahan. Istirahat, diperlukan
untuk menyimpan kembali energi.
C. Psikoterapi Behavior
Terapi Behavior adalah
penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori
tentang belajar. Terapi ini menyertakan penerapan yang sistematis
prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku kearah cara-cara yang
lebih adaptif.
v
Teknik-teknit terapi
behavior
1. Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi
sistematis merupakan teknik relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku
yang diperkuat secara negatif, biasanya berupa kecemasan, dan menyertakan
respon yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan dengan cara
memberikan stimulus yang secara perlahan dan santai.
2. Terapi Implosif
Terapi Implosif
dikembangkan atas dasar pandangan tentang seseorang yang secara berulang-ulang
dihadapkan pada situasi kecemasan dan konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan
ternyata tidak muncul, maka kecemasan akan hilang. Atas dasar itu klien diminta
untuk membayangkan stimulus-stimulus yang menimbulkan kecemasan.
3. Pengkondisian Aversi
Teknik pengkondisian
diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan
stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga perilaku yang tidak dikehendaki
tersebut terhambat kemunculannya.
D. Psikoterapi Humanistik
Teknik
utama terapi humanistik-eksistensial (dalam Semiun, 2006) pada dasarnya adalah
penggunaan pribadi konselor dan hubungan konselor-konseli sebagai kondisi
perubahan. Namun terapi humanistik-eksistensial juga merekomendasikan beberapa
teknik khusus seperti menghayati keberadaan dunia obyektif dan subyektif klien,
pengalaman pertumbuhan simbolik (suatu bentuk interpretasi dan pengakuan dasar
tentang dimensi-dimensi simbolik dari pengalaman yang mengarahkan pada
kesadaran yang lebih tinggi, pengungkapan makna dan pertumbuhan pribadi).
v
Teknik-teknik terapi humanistik
1. terapi
humanistik client-centered
therapy atau person-centered therapy
Client-centered
therapy atau
dapat diartikan sebagai terapi yang berpusat pada klien awalnya digunakan oleh
Carl Rogers pada tahun 1942. Terapi tersebut membantu pasien untuk lebih
menyadari dan menerima dirinya sendiri dengan menciptakan kondisi-kondisi
penerimaan dan penghargaan dalam hubungan terapeutik. Fokus dari terapi ini
adalah klien. Terapis tidak memimpin atau mengarahkan jalannya terapi alias
nondirektif.
Ø
Rogers mengemukakan
enam syarat client-centered therapy :
1) Terapis menghargai tanggung jawab klien terhadap tingkah lakunya.
2) Terapis mengakui bahwa klien memiliki dorongan menuju
independensi dalam dirinya, dan terapis menggunakan kekuatan dorongan tersebut.
3) Menciptakan suasana yang hangat dan kliien diberikan
kebebasan untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan sesuai keinginannya.
4) Membatasi tingkah laku, tetapi bukan sikap.
5) Terapis membatasi kegiatannya untuk menunjukkan penerimaan
dan pemahaman terhadap emosi yang diungkapkan klien.
6) Terapis tidak boleh bertanya, menyelidiki, menyalahkan,
memberikan penafsiran, memberi nasihat, membujuk atau meyakinkan kembali.
Teknik ini menjadi salah satu teknik favorit saya karena
"memanusiakan manusia", dan memberikan kebebasan bagi klien untuk
dapat mengatasi masalah dan membuat keputusan sendiri dengan
"sedikit" bantuan dari terapis. Sekian sedikit ulasan saya mengenai
salah satu teknik terapi humanistik yaitu client-centered therapy.
REFRENSI :
xa.yimg.com/kq/groups/20899393/125933547/name/Psikoterapi.doc
Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Riyanti,
D.B.P., Prabowo, H. (1998). Psikologi umum 2. Depok:
Universitas Gunadarma