Nama : Rachma Sisca .W
NPM : 18514676
Kelas : 3PA11
MAKALAH
SOFTSKILL
PSIKODINAMIKA,
BEHAVIORAL, HUMANISTIK
(DEFENSE
MECHANISM, RESPONSE PREVENTION, ANALISIS TRANSFERENSI)
Disusun oleh :
3 PA 11
NO
|
NAMA MAHASISWA
|
NPM
|
1
|
Nanda Aulia
|
18514796
|
2
|
Rahma Sabila
|
18514776
|
3
|
Racma Sisca
|
18514676
|
4
|
Nur Hickmah
|
18514776
|
5
|
Nur Afriani
|
18514126
|
6
|
Qhansa Ramadhanty
|
18514642
|
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
A. Defense Mechanism Psikoanalisis
Mekanisme
Pertahanan ego membantu individu mengatasi kecemasan dan mencegah terancammya
ego. Pertahanan ego ( Ego-defense) merupakan tingkah laku normal karena ia
memiliki nilai adaptif bila tidak menjadi gaya hidup dalam menghadapi realitas.
Mekanisme pertahanan ego ( ego defence mechanism) memiliki dua karakteristik
yaitu, menyangkal realitas atau,
mengganti realitas (distort-reality).
1. Represi (repression) dan supresi
(suppression)
Represi
adalah proses ego memakai kekuatan anticathexes menekan segala sesuatu (ide,
insting, ingatan, pikiran) yang dapat menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran
(Alwisol, 2004, p. 30). Represi mendorong memori, konflik, ide dan persepsi
yang berbahaya dan mengancam ego dari alam kesadaran kea lam ketidaksadaran dan
menempatkan penutup untuk mencegah hal-hal yang telah masuk ke alam
ketidaksadaran muncul kembali.Dalam represi individu secara tidak sadar
menghalangi pikiran yang menyakitkan dari memor. Sedangkan supresi
(suppression) adalah usaha sadar untuk melakukan hal yang sama dengan represi
(Thompson, et. al, 2004, p. 83).
Represi memiliki dinamika dengan pemindahan
(displacement) seperti:
-Represi dan penempatan yang salah
(displacement)
-Represi dan segala atau simton
hysteria
-Represi dan gangguan
psiko-fisiologis (psychophysiological disorder)
-Represi dan fobia
-Represi dan nomadisme
2. Pembentukan reaksi (Reaction
formation)
Adalah
tindakan defensif dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan
kecemasan dengan impuls atau perasaan yang berlawanan atau kebalikannya dalam
kesadaran.
3. Proyeksi (Projection)
Adalah
melakukan atribusi pada karakteristik orang lain di luar diri (Thampson, et,
al., 2004, p. 83). Proyeksi disebut juga mekanisme mengubah kecemasan neurotic
atau moral menjadi kecemasan realisti, dengan cara melemparkan impuls-impuls
internal yang mengancam dipindahkan ke objek di luar, sehingga seolah-olah
ancaman itu terproyeksi dari objek eksternal kepada diri orang itu sendiri.
4. Rasionalisasi (rationalisation)
Merupakan
cara untuk memberi alasan-alasan yang masuk akal sebagai usaha untuk
mempertahankan Egonya sehingga seolah-olah dapat dibenarkan.
5. Penempatan yang keliru
(displacement)
Adalah
mengarahkan energi dari objek utama ke objek pengganti ketika insting
terhalangi (Thompson, et. al., 2004, p. 83) Cara ini dilakukan untuk menghadapi
kecemasan dengan memindahkan pada Obyek”yang lebih aman”.
6. Fixasi dan regresi
Fixasi
adalah terhentinya perkembangan moral pada tahap perkembangan tertentu karena
perkembangan lanjutannya sangat sukar sehingga menimbulkan frustasi dan
kecemasan yang lebih kuat.
7. Penyangkalan (denial)
Adalah
menolak kenyataan, menolak stimulus atau persepssi realistik yang tidak
menyenangkan dengan menghilangkan atau mengganti persepsi itu dengan fantasi
atau halusinasi.
8. Introyeksi (introjection)
Adalah
suatu bentuk pertahanan diri yang dilakukan dengan mengambil alih nilai-nilai
dan standar orang lain baik positif maupun negative.
9. Identifikasi
Merupakan
cara mereduksi ketergantungan dengan meniru (melakukan imitasi) atau
mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap berhasil memuaskan hasratnya
disbanding dirinya.
Kelebihan
Dan Kekurangan Terapi Psikoanalisis
Kelebihan
·
Terapi ini memiliki dasar teori yang
kuat.
·
Dengan terapi ini terapis bisa lebih
mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu
pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
·
Terapi ini bisa membuat klien mengetahui
masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
Kekurangan
·
Waktu yang dibutuhkan dalam terapi
terlalu panjang
·
Memakan banyak biaya bagi klien
·
Karena waktunya lama, bisa membuat klien
menjadi jenuh
·
Diperlukan terapis yang benar-benar
terlatih untuk melakukan terapi
B.
Exposure and Respon Prevention (ERP)
ERP
adalah sebuah metode untuk berbagai gangguan kecemasan, terutama gangguan
Obsessive Compulsive.Metode ini didasarkan pada efek terapeutik yang dicapai
ketika subjek menghadapi respons ketakutan dan menghentikan pelarian.Contohnya
adalah seseorang yang berulang kali mengecek lampu untuk memastikan lampu
tersebut dimatikan.Ini berbeda dengan jenis Exposure Teraphy untuk fobia dalam
hal menahan diri dari respons menghindar yang harus dipertahankan di sepanjang
waktu dan bukan hanya selama sesi latihan tertentu.Dengan demikian, tidak hanya
pengalaman rangsang yang biasanya, mereka juga takut-praktek perilaku yang
tidak cocok terhadap rangsangan.Jenis terapi ini biasanya menyebabkan beberapa
kecemasan jangka pendek, sementara jangka panjang memfasilitasi pengurangan
gejala obsesif dan kompulsif.
Hasil
terbaru (Lovell et al.,) menunjukkan bahwa ERP dapat dilaksanakan secara
efektif dengan sedikit tatap muka antara terapis dan subyek.
Hasil
studi tahun 2008 menunjukkan bahwa administrasi simultan d-cycloserine secara
substansial meningkatkan eksposur dan respon pencegahan.
Untuk
berbagai gangguan kecemasan terutama gangguan obsessive complusive.Teknik ini
bisa digunakan pada mereka yang sering kali lari dari permasalahan.Menghindari
permasalahan bukan cara terbaik untuk terbebas dari masalah tersebut. Oleh
karena iu terapi ini mengedepankan teknik mengadapi setiap permasalahan yang timbul
dan menajdi beban dalam kehidupan seseorang. Teknik ini dinamakan dengan
strategi coping, metodenya dengan memaparkan pasien pada situasi dengan harapan
muncul kemampuan menghadapi respon (coping) yang akan mengurangi-mengurangi
tingkat kecemasannya. Sehingga pasien bisa belajar menciptakan coping strategi
terhadap keadaan yang bisa menyebabkan kecemasan perasaan dan pikiran. Coping
strategi ini dapat dipakai untuk mengontrol situasi, diri sendiri, dan
lingkungan yang lainnya agar tidak menimbulkan kecemasan berlebihan dan
mengganggu aktifitas untuk mencapai kesuksesan.
C. Analisis Transferensi
Psikoanalisa secara umum berarti suatu pandangan tentang
manusia, dimana ketidaksadaran memegang peranan sentral.Psikoanalisa memandang
kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan
konflik.Konflik timbul karena ada dorongan-dorongan yang saling bertentangan,
baik dari dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari.Tokoh utama dari
psikoanalisa adalah Sigmund Freud.Teori dan teknik Freud yang membuatnya
termasyhur adalah upaya penyembuhan mental pasiennya yang dikenal dengan
istilah Psychoanalysis dan pandangan mengenai peranan dinamis
ketidaksadaran dalam hidup psikis manusia.Psikoanalisa sebagai teori dari
psikoterapi menguraikan bahwa gejala neurotik pada seseorang timbul karena
tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan
ingatan mengenai hal-hal yang traumatik pada masa kanak-kanak yang ditekan.
Terapi
psikoanalisa adalah teknik pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara
menggali permasalahan dan pengalaman yang direpresnya selama masa kecil serta
memunculkan dorongan-dorongan yang tidak disadarinya selama ini.Teknik ini
menekankan menggali seluruh informasi permasalahan dan menganalisis setiap kata-kata
yang diungkapkan oleh klien. Didalam terapi psikoanalisa ini sangat dibutuhkan
sifat dari terapeutik, maksudnya adalah adanya hubungan interpersonal dan kerja
sama yang professional antara terapis dan klien, terapis harus bisa menjaga
hubungan ini agar klien dapat merasakan kenyamanan, ketenangan dan bisa rileks
menceritakan permasalahan serta tujuannya untuk menemui terapis.
Analisis transferensi adalah teknik yang utama dalam
psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya
dalam terapi. Penafsiran hubungan transferensi juga memungkinkan klien mampu
menembus: konflik-konflik masa lampau yang tetap dipertahankannya hingga
sekarang dan yang menghambat pertumbungan emosionalnya. Singkatnya efek-efek
psikopatologis dari hubungan masa dini yang tidak diinginkan, dihambat oleh
penggarapan atas konflik emosional yang sama yang terdapat dalam hubungan
terapeutik dengan analis.
Kelebihan Dan Kekurangan Terapi Psikoanalisis
Kelebihan dari terapi psikoanalisis
adalah memiliki dasar teori yang kuat, terapis bisa lebih mengetahui masalah
pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu
pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien dan bisa membuat klien
mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya. Sedanagkan
kekurangan dari
terapi psikoanalisis ini dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melaukan terapi
sehingga bisa membuat klien jenuh dan memakan biaya yang banyak bagi klien.